“Ini adalah waktu yang tepat untuk membangun gelombang pujian dan penyembahan di setiap kampus untuk menarik kembali belas kasih Tuhan bagi kampus-kampus yang ada”, adalah pesan utama dari Campus Awakening  Mini Gathering yang diadakan Selasa, 30 Oktober 2018 di Rumah Doa Segala Bangsa  Kartasura. CA Mini Gathering ini adalah langkah awal yang diadakan untuk mempersiapkan CA Worship Gathering, 30 November mendatang.

Acara ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari kampus-kampus di kota Solo, Jogja, dan Salatiga. Waktu sedang berdoa dan menyembah Tuhan untuk meminta belas kasih Tuhan atas bangsa ini, tiba-tiba salah satu orang digerakaan Tuhan untuk mengajak semua anak-anak yang berasal dari luar pulau jawa maju kedepan, dan kami melakukan tindakan profetik. Anak-anak kampus yang dari jawa, yang diwakili oleh Natanael Kurniawan, meminta maaf kepada anak-anak dari luar pulau jawa  karena kami sadar bahwa seringkali anak-anak diluar pulau jawa tidak diperhatikan, tidak mendapatkan haknya, bahkan seperti dilupakan.

Mahasiswa asli Jawa
Mahasiswa luar Pulau Jawa

Kami tahu ketika masih ada luka yang membebani, kami anak-anak kampus dari dalam maupun luar pulau tidak akan dapat berjalan bersama mengerjakan kampus-kampus di bangsa ini. Sesi itu ditutup dengan kami anak-anak dari pulau jawa mendoakan satu demi satu anak-anak dari luar pulau jawa, menguatkan mereka untuk tetap berdiri bagi kampusnya dan tetap mengasihi pulaunya.

Mahasiswa pulau Jawa mendoakan satu demi satu mahasiswa luar Pulau Jawa

Setelah melakukan rekonsiliasi dan berdoa bersama, Bapak Campus Awakening, Epafroditus Alfandaru, yang sering dipanggil Pak Odit, digerakan Tuhan untuk agar ada satu orang yang mewakili kampusnya untuk berdoa. Setiap perwakilan  meminta ampun kepada Tuhan atas dosa dan kesalahan yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa, mereka juga berdoa meminta belas kasih Tuhan dan kebangunan rohani bagi kampusnya.

Acara CA Mini Gathering ini di akhiri dengan kami bersama mendeklarasikan kembali sumpah pemuda. Kami percaya bahwa ini adalah langkah awal untuk Tuhan membangkitkan kembali anak-anak muda  dan mahasiswa yang mau dan berani berdiri untuk kampus bahkan bangsanya. Tepat 90 tahun yang lalu ada anak-anak muda yang mau berdiri bagi bangsanya, hari ini  kami yakin bahwa akan ada lebih banyak anak muda yang mau berdiri bahkan mati untuk bangsanya. Kejadian 90 tahun yang lalu akan terulang kembali bahkan akan lebih besar dari hari itu, ketika ada anak-anak muda, mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang mau menekuk lututnya untuk berdoa, serta memberi hidupnya, dan terus mencari wajah Allah bagi kampus-kampus dan Indonesia yang baru.

Penulis : Lewisinki Novalentin Naftaliance